Minggu, 01 Februari 2015

Pasar Tidak Hanya untuk Jual-Beli Barang, tapi Juga Modal, Tenaga, Kontrak, Bahkan Risiko!

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian pasar adalah (n) tempat orang berjual beli (hedeh, baru juga kalimat pertama udah langsung ketemu pengertian-pengertian gitu yaa, langsung males, haha). Jadi kalo selama ini lo lo pada mengira pasar itu cuma sebatas tempat orang jual beli barang, tempat toko-toko mas-mas jualan baju, koko-koko jualan emas, kios-kios daging, tempat mama beli sayur, kentang, cabe, dan bahan-bahan masakan lainnya, itu salah besar! Jika pengertian pasar adalah tempat orang berjual beli, maka yang diperjual-belikan kan bisa tidak hanya barang, jual beli selain barang, itu namanya juga pasar. Sebenarnya pasar itu ada tiga macam nih. Pertama, pasar barang. Contohnya ya pasar tradisional tadi, pasar malam, pasar kaget, pasar senen, pasar selasa, pasar rebo, pasar kamis, sampai pasar minggu.. itu semua termasuk pasar barang. Kedua, pasar jasa/tenaga. Yang dijual di pasar ini ya jasa atau tenaga, contohnya bursa tenaga kerja, pangkalan ojek, dokter jual jasa pengobatan ke pasien, dan lain-lain.

Sekarang ada yang menarik nih, yang ketiga namanya pasar keuangan. Kalo kita perhatikan dari dua macam pasar sebelumnya, perdagangan di pasar itu terjadi karena adanya kekurangan (defisit) di pihak satu dengan kelebihan (surplus) di pihak lain. Yaiyalah, abang-abang di toko baju bikin stok baju itu berarti sengaja dilebihin (surplus) buat dijual, tapi kalau bajunya cuma satu dan dia juga pasti butuh baju, masa ga pake baju, bajunya yang tinggal satu ga mungkin dijual donk. Pencari kerja nawarin tenaga untuk dia mendapat kerja karena tenaganya lagi ga dipake (surplus). Barter jaman dulunya kan juga gitu, ada satu pihak yang kelebihan barang A sekaligus sedang membutuhkan barang B lalu kelebihan barang A di pihak ini dibarter dengan pihak lain yang punya kelebihan barang B dan sedang membutuhkan barang A pula. Masalahnya, mencari orang yang punya kelebihan barang yang kita butuhkan sekaligus membutuhkan barang yang kita punya lebih itu tidak mudah. Oleh karena itu, lama kelamaan muncullah uang. Tapi munculnya uang dari barter tidak sesingkat itu, ada fakta menarik dan mencengangkan dari asal-usul uang dan apa sebenarnya uang ini lho! Lain kali boleh tuh dibahas disini, hihihihiii…

Dalam pasar keuangan pun begitu, ada pihak surplus ada pihak defisit. Trus apa sih yang diperdagangkan oleh pihak surplus dan pihak defisit di pasar keuangan ini? Jeng Jeng Jeng!! Yang diperdagangkan justru uang itu sendiri dan bisa dalam bentuk sekuritas atau surat berharga. Sekuritas atau surat berharga itu macam apa sih? Sebentar ya.. nanti dijelaskan. Contoh sederhana nih, bagi yang punya kelebihan uang, uangnya bisa diinvestasikan atau ditabung, kalau uangnya ditabung di bank, uangnya akan disalurkan ke pihak yang sedang membutuhkan uang dengan imbalan uang juga seperti bunga. Bunganya dibagi sama yang nabung juga. Nah begitu… Bank disini merupakan lembaga keuangan. Ingat! Pasar keuangan tidak pernah terlepas dari yang namanya lembaga keuangan. Lembaga keuangan bertugas sebagai perantara. Lembaga keuangan itu tidak hanya bank, tapi banyak yang lain, karena di pasar keuangan yang diperdagangkan tidak hanya berupa uang tadi saja, tapi produk-produk keuangan lain yang perantarai oleh bukan bank.

Selingan bentar yaa… lumayan penting nih buat kesadaran kita.. Tahun 2014 kemarin pas saya pulang kampung naik Lion Air, biasanya di pesawat kan ada majalah pesawat gitu kan, kalo Lion Air seingat saya nama majalahnya Lionmag, trus saya ketemu kolom bacaan dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan), katanya tingkat literasi masyarakat Indonesia sama produk-produk pasar keuangan itu baru 40%. Bahkan dari yang 40% itu, lebih dari 50%-nya atau mayoritasnya baru tau bank doank. Khusus untuk pasar modal baru 2% masyarakat Indonesia yang kenal. Kalah jauh sama Malaysia yang udah mencapai 20%.

Kembali ke topik! Untuk lebih jelas lagi, pasar keuangan ada empat macam Yuk dibahas satu-satu.


  • Pasar Modal
  • Seperti yang saya bahas pada pos saya mengenai dilematisnya menjadi seorang manajer keuangan (disini), seorang yang menjabat jabatan ini diberi tugas untuk memutuskan dari mana modal yang paling menguntungkan akan didapat. Jika mau dari modal sendiri, baik dari perusahaan maupun investor, maka di neraca masuknya ke akun ekuitas (kepemilikan), jika dari hutang baik dari bank maupun obligasi, maka di neraca masuknya ke akun liabilitas (kewajiban).

    Kalau udah diputuskan beli modalnya ke mana. ya bisa ke pasar modal donk! (Namanya juga pasar modal). Pasar modal ini tentunya tempat bertemunya pembeli modal dan penjual modal. Kalau di Indonesia pasar modal kita tempatnya di Bursa Efek Indonesia, kalau mau bertransaksi modal tempatnya disana. Lebih rinci, produk-produk yang diperdagangkan di pasar modal apa aja? Banyak! Berikut diantaranya, cekidot!

    1. Saham
    2. Saham merupakan modal yang kemudian ditaruh di akun ekuitas pada neraca. Berarti saham merupakan bentuk kepemilikan. Kalau kalian beli saham berarti kalian beli perusahaan. sekalipun kalian cuma beli 500 ribu rupiah, kalian tetap tercatat jadi pemilik perusahaan, tapi kemungkinan besar proporsi kepemilikannya hanya 0.00000 sekian persen #nangis. Tadi saya sempat ngomongin soal sekuritas kan? Karna di pasar keuangan yang dijual uang dan sekuritas, maka saham ini termasuk sekuritas. Sekuritas itu apa ya? Sekuritas sama dengan efek atau surat berharga. Kalau kalian pernah dengar efek, sekuritas, surat berharga, semua sama aja! Efek itu istilah Indonesia untuk surat berharga, sedangkan sekuritas berasal dari bahasa inggrisnya efek (security). Kenapa dinamakan surat berharga? Contohnya saham ini, saham ini kan dicetak di kertas (surat) nah trus kita beli, setelah kita beli pun masih bisa dijual lagi. Kalau ga bisa dibeli dan dijual ya ga berharga donk jadinya. Wkwkwk. Jadi untuk seterusnya kalau denger sekuritas/efek/surat berharga, itu artinya suratnya itu bernilai sehingga bisa diperjualbelikan.

    3. Obligasi
    4. Obligasi ini merupakan sekuritas berupa surat hutang sehingga di neraca masuk ke akun liabilitas (kewajiban). Kalian beli obligasi berarti kalian beli surat yang dicetak perusahaan yang menyatakan perusahaan berhutang senilai sekian, jangka waktu sekian, dengan bunga sekian. Uang dari beli obligasi tersebut digunakan untuk modal tentunya. Karna dimasukan ke liabilitas (kewajiban) berarti ada kewajiban perusahaan atas obligasi yang diterbitkannya ini donk! Dimana perusahaan wajib membayar bunga (karena pembeli/investor mendapat untung dari sana) dan membayar pokok pinjaman saat jatuh tempo. Kalau di selembar obligasi tertulis nilai pokoknya 100 juta trus kalian beli 2 lembar berarti kalian ngasih pinjaman 200 juta. Bunga yang tertulis di obligasi di bayar per tahun. Nilai pokoknya yang 100 juta per lembar tadi dibayar pada saat jatuh tempo (juga dicantumkan di obligasi).

  • Pasar Uang
  • Yang diperjualbelikan di pasar uang itu ya uang itu sendiri, umumnya diperjualbelikan dalam bentuk sekuritas (surat berharga seperti yang saya jelaskan diatas). Sekarang saya jadi sedikit paham kenapa ya uang umumnya diperdagangkan dalam bentuk surat (sekuritas). Transaksi di pasar modal dan pasar uang kan gede-gede. Bahkan sekuritas ada yang bernilai milyaran per lembar, kalau transaksinya tunai kan repot dan ga aman, jadi pake kertas selembar aja, lebih praktis, uangnya tinggal berpindah antar rekening di bank yang notabene lebih aman. Fufufu…

    Bedanya dengan pasar modal, pasar uang ini jangka waktunya pendek, kurang dari setahun. Jadi bagi perusahaan yang nyari modal dasar perusahaan ya ke pasar modal bukan ke pasar uang, apalagi pasar burung #tetooot. Soalnya pasar modal jangka waktunya lama, bertahun-tahun (contoh obligasi 10 tahun) bahkan tidak ditentukan (contoh pada saham). Karena jangka waktunya pendek, pasar uang dibutuhkan saat memerlukan dana jangka pendek aja. Berbeda halnya dengan pasar modal, pasar uang tidak ada tempat transaksi khusus. Jadi terserah mau bertransaksi dimanapun. Apa aja sih instrumen yang diperjualbelikan di pasar uang? Banyak, berikut beberapa diantaranya, cekidot!

    1. Sertifikat Deposito
    2. Yang mengeluarkan sekuritas-sekuritas di pasar modal (saham dan obligasi) umumnya adalah perusahaan, sedangkan yang mengeluarkan sertifikat deposito ini adalah bank. Tapi jangan disamakan dengan deposito. Sertifikat deposito ini bunganya bisa diambil dimuka dan umumnya bunganya lebih tinggi dari deposito biasa lho! Trus karena ini sekuritas, di pasar uang pula, sertifikat deposito bisa diperjualbelikan, kalau deposito kan engga, emang buku tabungan kalian yang udah ada namanya bisa dijual? Enggak kan? Hihihiiii Punya sertifikat deposito ini ibarat punya emas atau barang mahal lainnya, berharga! Kenapa? Karena kalau Sertifikat Deposito ini hilang, bisa bahaya! Pada saat jatuh tempo orang yang menemukannya bisa ke bank trus sertifikat depositonya bisa diuangkan deh.

    3. Wesel
    4. Pada saat kita jual beli barang, transaksi tidak hanya bisa dilakukan dengan tunai atau kredit, tapi bisa dengan wesel. Wesel merupakan perintah untuk membayar dengan jumlah tertentu pada waktu tertentu, oleh karena itu wesel dibuat oleh si penjual. Misalnya nih, saya adalah si penjual, sebenarnya pada saat penjualan saya lagi butuh uang tunai, tapi si pembeli bisanya bayar 8 bulan lagi. Karna saya juga lagi butuh duit dan juga ga mau pelanggan lari, solusinya saya bikin wesel deh! Kenapa? soalnya wesel ini bisa langsung diuangkan ke bank, tapi dibeli dengan harga yang lebih rendah oleh bank. Biar ga rugi ya saya jualnya lebih mahal donk toh si pembeli bayarnya juga 8 bulan lagi atau jumlah potongan pembelian wesel oleh bank ditanggung oleh pembeli. 

    5. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
    6. Anak makro ekonomi pasti telinganya akrab banget sama instrumen yang satu ini nih. SBI ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), yang beli bukan masyarakat, melainkan bank umum. Nominalnya sangat besar. Bank umum mau beli SBI karena SBI ngasih bunga sehingga bank bisa dapat untung sebagai tambahan penghasilan. Bank umum beli ke BI melalui mekanisme lelang. SBI digunakan untuk mengontrol jumlah uang yang beredar. Apabila uang yang beredar terlalu banyak, BI akan mengeluarkan SBI untuk mengendalikan inflasi. Dengan SBI, BI bisa menarik jumlah uang beredar yang diinginkan untuk ditahan. (Kapan-kapan belajar makro ekonomi yuk!).

    7. Valuta (Mata Uang)
    8. Saya rasa untuk yang satu ini masyarakat umum sudah banyak yang tau. Kalau jalan-jalan keluar negeri kita sebaiknya ke pasar ini dulu (money changer) buat beli mata uang negara sana atau ketika transaksi ekspor-impor. Ada juga orang-orang yang sedang tidak di luar negeri tapi memang sengaja jual beli mata uang asing untuk memperoleh keuntungan dari selisih kurs melalui pasar yang bernama forex (foreign exchange).

    9. Lain-lain
    10. Instrumen pasar uang sebenarnya masih banyak. Mungkin di lain kesempatan bisa kita bahas mengenai pasar uang lebih detail.


  • Pasar Derivatif dan Kontrak Berjangka
  • Derivatif itu Bahasa Indonesia-nya “turunan” kan yaa? Oleh karena itu pasar derivatif disebut juga pasar turunan. Di fisika kan kita mengenal besaran turunan tuh, dimana besaran turunan ini adalah besaran yang ada karena besaran turunan lain. Sekuritas derivatif pun begitu, sekuritas ini ada karena adanya sekuritas lain, yaitu saham.

    1. Waran dan Right (Hak Membeli Efek Terelebih Dahulu)
    2. Waran dan right ini sama-sama merupakan sekuritas derivatif berupa hak untuk membeli saham di harga tertentu pada waktu tertentu. Jadi semacam gambling gitu. Misalnya kita punya waran/right untuk beli saham di masa yang akan datang pada harga Rp 5000/lembar (disebut harga eksekusi), sedangkan pada waktu yang disepakati itu harga pasar dari saham tersebut kan belum tentu Rp 5000, kalau ternyata harga pasarnya malah Rp 7000 berarti kita bisa beli lebih murah seharga Rp 5000. Tetapi kalau ternyata harga pasarnya jadi Rp 4000, rugi Rp 1000 donk! Dulu saya cari-cari di internet perbedaan waran dan right ini ga nemu yang jelas (bahkan sampai sekarang). Tahun lalu saya sempat ikut pelatihan profesi pasar modal, dari sana saya sepertinya udah dapat poin perbedaannya. Waran itu diterbitkan perusahaan pada saat pertama kali nerbitin saham, jadi belum ada pemegang saham lama, mungkin agar pembeli pada bergairah diterbitkan lah waran trus waran ini dipaketkan ke saham. Misalnya beli 2 lembar saham dapat 1 lembar waran, jadi begituu... trus waran ini waktunya lama, bisa tahunan. 

      Kalau right itu bahasa indonesianya kan “hak”, jadi right itu merupakan hak yang dikasih ke pemegang saham lama untuk beli saham baru terlebih dahulu sebelum dibeli pembeli yang baru di harga tertentu pada waktu tertentu. Artinya right diterbitkan oleh perusahaan yang sudah pernah menerbitkan saham sebelumnya. Di Indonesia, right juga dikenal dengan sebutan Hak Membeli Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Right yang dikasih ke pemegang saham lama selanjutnya terserah mereka right nya mau dipakai atau tidak, kalau tidak dipakai mendingan dijual. Tuh, ga cuma barang yang bisa dijual, hak juga bisa dijual. Saat kamu merasa sudah cocok dengan seseorang dan yakin dia jodoh kamu, eh ternyata di masa depan kalian tidak berjodoh, mungkin haknya untuk menikah dengan kamu telah dibeli orang lain. eaaaak. OkBack to the topic! Right diterbitkan mungkin sebagai rasa terima kasih buat sesepuh yang udah setia memegang saham perusahaan itu, hihihihiiii… 

    3. Opsi
    4. Sama hal nya dengan waran/right, opsi itu juga merupakan sekuritas berupa hak untuk membeli saham di harga tertentu pada waktu tertentu. Tapi kalau opsi itu antar pembeli saham, tujuannya untuk mecegah kerugian yang lebih bagi penjual opsi tersebut (dalam hal ini jenisnya opsi beli) dan keuntungan membeli yang lebih murah bagi pembeli. Misalnya, saya beli saham sekarang di harga 4000, di masa yang akan datang saya tidak mau rugi lebih dari 1000 (harga sahamnya turun sampai dibawah 3000), oleh karena itu saya jual opsi beli ke investor lain, sedangkan investor yang beli mengincar keuntungan dengan membeli lebih murah di masa depan jika ternyata di masa depan harganya justru diatas 3000. Hanya saja di Indonesia, praktik jual beli opsi belum ada, entah belum diperbolehkan pemerintah atau belum ada perusahaan yang punya produk kayak gini, saya lupa ig… CMIIW . Katanya sekarang gelagat praktik jual beli opsi udah mulai keliatan di Indonesia karna diluar negeri pun lagi booming. Opsi tidak hanya untuk saham, tetapi juga bisa untuk komoditas, mata uang, dan lain-lain.  

    5. Kontrak Berjangka
    6. Masih sama dengan dua poin diatas, kontrak berjangka yaitu kontrak untuk membeli komoditas atau instrumen keuangan pada harga tertentu di waktu tertentu. Bedanya sama opsi, kalau opsi asal katanya dari option (pilihan), soal pilihan berarti kita bicara soal “hak”. Yang beli opsi berhak untuk menjual (jika yang dibeli opsi jual) atau tidak melakukannya (tidak menjual). Jika opsi menimbulkan hak maka di kontrak berjangka akan menimbulkan kewajiban, yaitu kewajiban untuk melaksanakan penjualan atau pembelian tersebut. Pengetahuan tentang kontrak berjangka ini penting banget nih buat manajer keuangan. Jika kalian manajer keuangan yang jeli membaca perekonomian masa depan, maka kalian bisa memanfaatkan kontrak berjangka untuk menghindari risiko fluktuasi harga dan risiko nilai tukar mata uang. Contohnya saya manajer keuangan perusahaan minuman kopi kemasan. Bahan bakunya sudah jelas pake kopi, masa pake jeruk. Kopi ini kan termasuk barang komoditas dimana komoditas itu sendiri harganya sangat berfluktuasi, dan saya memprediksi beberapa bulan yang akan datang harga kopi akan naik. Untuk menghindari risiko tersebut saya beli kontrak berjangka untuk membeli kopi di harga sekarang/yang disepakati di masa yang akan datang. Kemudian soal nilai tukar (kurs), kalau bahas risiko kurs kita jadi ingat nih isu yang lagi haawttt di berita sekarang… yoii.. nilai tukar rupiah melemah tajam. Di momen seperti inilah akan ketahuan oleh investor mana perusahaan yang punya orang-orang hebat di manajemennya dan mana yang biasa saja (khusus untuk perusahaan yang bahan bakunya ada yang impor). Saya salut dengan Kalbe Farma karena jeli membaca situasi. Perusahaan ini memasok beberapa bahan bakunya dari luar negeri yang otomatis saat beli perusahaan ini harus beli dolar dulu. Beberapa waktu yang lalu, saat rupiah masih stabil, perusahaan ini melakukan kontrak berjangka nilai tukar (hedging). Kontrak dimana Kalbe Farma akan membeli dolar di harga yang sudah disepakati untuk menghindari risiko melemahnya rupiah. Jika tidak melakukan ini, Kalbe Farma sekarang pasti sudah mengalami pembengkakan biaya produksi karena sebelum beli bahan baku harus beli dolar dulu yang sekarang harganya sudah menanjak. Berbeda halnya dengan Japfa, perusahan pakan dan produk ternak yang bahan bakunya juga ada yang di-supply dari luar negeri. Tapi saham perusahaan ini lagi anjlok nih gara-gara tidak melakukan hedging jauh-jauh hari sehingga mengalami kerugian anjloknya nilai tukar rupiah sekarang.
    Suasana di lantai trading The Chicago Mercantile Exchange Group, bursa berjangka terbesar di Amerika. Bursa berjangka Indonesia bernama Jakarta Futures Exchange. Satu-satunya di Indonesia. Jika ingin negosiasi dan membuat kontrak berjangka secara resmi datanglah ke bursa berjangka. Uniknya, disini kontrak dilakukan antara dua pihak yang tidak akan pernah saling kenal dan saling tahu satu sama lain (sumber foto)

  • Pasar Asuransi
  • Yang ini pasti banyak yang sudah pernah dengar, tapi sering denger aja kali ya, tapi banyak yang belum mengerti konsep dasar asuransi itu seperti apa. Padahal konon di Jepang sana rata-rata setiap orang megang 2 macam asuransi loh! Dulu pas saya nyaranin ayah saya gabung asuransi, ayah saya bilang mending nabung aja. Lah jelas beda banget toh yooo. Lewat asuransi kita bisa saling menolong dan saling meringankan, ilustrasi sederhananya, saya membayar premi (iuran bulanan) di sebuah asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan tersebut juga punya ratusan nasabah lain. Apabila ada nasabah yang jatuh sakit, uang yang terkumpul akan dipakai untuk meng-cover biaya pengobatan orang tersebut. Jelas beda donk ya sama tabungan kesehatan. Coba cermati perbandingan berikut! Si A bayar premi bulanan asuransi kesehatan 100 ribu, 4 tahun kemudian dia kecelakaan dan harus bayar biaya pengobatan senilai 45 juta. Ketika dia mengajukan klaim asuransi, maka biaya pengobatan yang 45 juta semuanya di cover sama asuransi. Kalau dari tabungan: 100 ribu x 48 (4 tahun) = Rp 4.800.000. Baru terkumpul 4,8 juta… sisanya mau cari uang kemana??

    *** 

    Nah, dari penjelasan diatas sekarang kita jadi cukup-tau-ajah kan ternyata apapun bisa diperjualbelikan, dari yang keliatan fisiknya sampai yang tidak keliatan. Dan juga jadi tahu betapa pentingnya keberadaan pasar keuangan. Ternyata pasar keuangan tidak hanya diperuntukkan bagi investor, tetapi juga diperlukan perusahaan untuk mempermudah transaksi perdagangan, untuk mengumpulkan modal, bahkan untuk meminimalisir risiko kerugian. Pasar keuangan diperlukan pemerintah untuk mengatur perekonomian. Pasar keuangan diperlukan bank karena memang itu urat nadinya. Pasar keuangan kita perlukan sebagai sarana investasi dan untuk menghindari berbagai risiko yang tidak diinginkan. Bagi yang ingin tahu lebih dalam bisa baca-baca buku pasar modal, pasar uang, manajemen perbankan, manajemen lembaga keuangan, manajemen kontrak berjangka dan turunan, manajemen asuransi, dan buku-buku lain yang relevan. Bye…
    Categories:

    0 komentar:

    Posting Komentar