Kalau disuruh pilih antara menerima uang 100 juta pada saat
sekarang atau menerima uang 100 juta lima tahun yang akan datang kalian pilih
mana? Saya yakin umumnya kalian akan memilih menerima 100 juta sekarang.
Alasannya bisa saja bermacam-macam. Alasan yang “anak ekonomi banget” adalah
karena kita mengenal adanya “nilai waktu dari uang” (time value of money).
Kalau kita perhatikan dari waktu ke waktu nilai uang semakin merosot. Dulu
zaman saya SD uang jajan Rp 1000 udah bisa buat beli macem-macem tapi jajan Rp
1000 buat anak SD sekarang sudah pasti tidak bisa beli sebanyak saya SD dulu. Ketemu uang 100 perak di jalan
jaman dulu banget masih dipungut dan yang punya pun udah bersukur banget kalau dibalikin sama yang nemu,
tapi jaman sekarang 100 perak ditaruh di depan gerbang SD di jam pulang sekolah
sampai sekolah sepi pun juga ga bakal ilang. Kita beli rumah Tipe X sekarang
dengan harga 500 juta 10 tahun yang akan datang rumah dengan tipe yang sama
kemungkinan besar harganya sudah naik. Oleh karena itu, uang 100 juta yang diterima
sekarang bisa kita konversi ke barang/aset yang sepuluh tahun kemudian kalau
dijual lagi kita akan menerima uang lebih tinggi dari 100 juta. Misalnya uang 100 juta tersebut saya belikan tanah trus sepuluh tahun kemudian terjual seharga 180 juta. 180 juta itu disebut nilai masa depan (future value). keuntungan 80 juta merupakan nilai waktu dari uang yang ditanamkan ke tanah tadi. Sebaliknya, jika di masa depan tanah yang saya jual ternyata yang beli kalian (seharga 180 juta) dan kalian pengen tahu 10 tahun yang lalu (sekarang) nilai tanah ini berapa, dengan perhitungan tertentu yang memakai tingkat diskonto tertentu (diskonto kebalikan dari bunga), maka akan didapat nilai sekarang (present value) yaitu 100 juta.
Konsep nilai waktu
dari uang ini menjadi bahasan utama dalam manajemen keuangan. Hampir setiap
materi di manajemen keuangan ketemu melulu sama ini agar perhitungan menjadi
valid. Kita tidak akan sepenuhnya mengerti ilmu keuangan jika tidak
benar-benar mengerti konsep nilai waktu dari uang. Banyak keputusan bisnis dan
keuangan harus melibatkan nilai waktu dari uang ini. Dengan mengetahui hal ini,
kita akan bisa lho menjawab pertanyaan yang lebih sulit seperti kalian pilih mana antara menerima 100 juta
sekarang atau 200 juta sepuluh tahun yang akan datang?. Nah begitulah dalam ilmu keuangan kita seringkali dihadapkan dengan alternatif-alternatif yang menjadi pertanyaan mana yang paling mendatangkan keuntungan.
Perlu diketahui bahwa nilai waktu dari uang itu dapat dinyatakan dalam berbagai macam, seperti tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat
bunga, dan sebagainya. Kita ambil contoh tingkat bunga. Tingkat bunga itu ada dua :
- Tingkat Bunga Sederhana
- Tingkat Bunga Majemuk
Kalau kalian misalnya nabung di bank sekarang 10 juta dengan tingkat bunga sederhana 7% per tahun. Itu artinya setahun kemudian uang yang kalian tabung akan bertambah sebesar 7% x 10 juta = Rp 700.000. Dengan tingkat bunga sederhana, kalau disimpan terus selama 10 tahun uang kita bertambahnya tinggal kali 10 aja : 10 x Rp 700.000 = Rp 7.000.000. Gampangnya memahami tingkat bunga sederhana seperti itu. Berarti 10 tahun yang akan datang uang kita akan menjadi Rp 10.000.000 + Rp 7.000.000 = Rp 17.000.000. 17 juta ini dinamakan nilai masa depan (Future Value).
Nah, gampang kan? Sekarang kita masuk ke tingkat bunga yang agak lebih jelimet dikit tapi sangat amat penting di ilmu keuangan karena dipakai damana-mana.
Tingkat bunga ini disebut juga dengan bunga berbunga.
Konsepnya sederhana, jika tabungan kita yang 10 juta tadi memakai tingkat bunga
majemuk 7% per tahun. Setahun kemudian uang kita akan bertambah 7% dari 10 juta
(Rp 700.000) menjadi Rp 10.700.000, sedangkan tahun kedua bertambah sebesar 7%
dari total uang kita pada tahun pertama (tahun sebelumnya) yaitu 7% x Rp
10.700.000 = (hitung sendiri yah, hehe). Dan begitu seterusnya.
Tingkat bunga majemuk ini tidak cuma dipakai di tabungan
(deposito) bank, tapi juga kredit, bahkan juga berlaku untuk berbagai jenis
pertumbuhan majemuk. Misalnya inflasi, pendapatan perusahaan, dan sebagainya.
Contoh nih, tahun ini harga cabe Rp 50.000/kg, jika inflasi rata-rata cabe per
kilo 10% per tahun, maka tahun depan harga cabe naik 10% dari Rp 50.000 menjadi
Rp 55.000, tahun depannya lagi naik sebesar 10% dari Rp 55.000. Contohnya lagi
pada kredit. Saya jadi ingat dulu ayah saya ngutang di bank namanya rekening koran pakai bunga majemuk ini nih, hahaha. Jika saya berhutang 10 juta dengan
bunga majemuk 10% dan pokok pembayaran 1 juta per tahun maka tahun pertama saya
kena bunga 10% dari 10 juta (1 juta) sehingga total yang saya bayar ke bank
pada tahun pertama jadi 2 juta. Untuk tahun berikutnya,
saya kan udah cicil pokok utang 1 juta, jadi sisa 9 juta, bunga yang dikenakan
ke saya selanjutnya menjadi 10% dari 9 juta (900 ribu) sehingga tahun kedua
saya harus bayar pokok pembayaran dan bunga senilai 1,9 juta. Dan begitu
seterusnya.
Jangan kira kedua macam tingkat bunga ini beti alias beda
tipis. Berikut ada tabel perbedaan hasil yang diperoleh antara dua tingkat
bunga ini yang menunjukkan betapa dahsyatnya bunga majemuk ini.
![]() |
Tabel nilai masa depan dari Rp 1 yang diinvestasikan dalam
berbagai periode waktu pada tingkat bunga 8%
|
Tuh, wow banget kan!! Padahal itu baru satu rupiah doank,
apalagi kalau uang awalnya jutaan ya? Tidak hanya itu, dengan bunga majemuk
perbedaan persen bunga pun juga signifikan selisihnya untuk periode waktu yang
lama.
Materi time value of money tidak hanya ini, tapi karena
blog ini buat umum setidaknya kita sudah paham sih intinya dengan kasus-kasus
sederhana. Masih ada tentang nilai sekarang (present value), anuitas (serangkaian pembayaran atau penerimaan dalam jumlah yang sama selama jangka waktu atau periode tertentu), perpetuitas (anuitas sederhana yang
pembayaran atau penerimaannya berlangsung selamanya), atau dengan kasus yang
lebih kompleks, misalnya jika arus kas (penerimaan tahunan) yang kita peroleh
beda-beda bagaimana kita menghitung nilai masa depan/nilai sekarang nya? Atau
tingkat bunganya dimajemukkan bukan tahunan, melainkan setengah tahunan,
kuartalan, atau malah dimajemukkan dalam setahun terus-menerus tak berhingga?
Selain itu kedua jenis tingkat bunga, present value dan future value harusnya dinyatakan dalam rumus biar gampang
ngitung-ngitungnya tapi saya sih ngasih pemahaman aja, kan dari definisi dulu
baru dituangkan ke rumus. Yang otaknya matematika, dari yang dari baca penjelasan tadi harusnya udah gampang tuh bikin rumusnya. Bagi yang ingin tau lebih dalam bisa
baca-baca buku Manajemen Keuangan Okkeh!! Ciiiaaaoooo…

